Minggu, 23 November 2014

CILIATA


            A.    CIRI-CIRI UMUM
1.  Dinding tubuh berupa pellicle, bentuk relatif tetap.
2.  Bergerak dengan cilia
3.  Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium Aurelia
4.  Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada.
5.  Respirasi melalui permukaan tubuh
6.  Ekskresi melalui permukaan tubuh dan v. kontraktil bagi yang hidup bebas.
7.  Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan.


            B.     HABITAT
Hewan ini termasuk kedalam superkelas infusoria, karena hewan ini di ketemukan pada waktu seorang Zoolog meneliti air tuangan dari jerami. Oleh karena itu disebut hewan tuangan atau infusoria. Di samping itu kelas ini di sebut juga klas ciliata, karena hampir semua hewan yang masuk klas ini memiliki alat gerak berupa silia (mufrad: cilium). Sebagai contoh pada pembahasan ini adalah Paramecium caudatum. Sebagian besar  spesies berenang bebas tetapi ada beberapa yang melekat pada tanam-tanaman atau batu-batuan dengan perantaraan suatu tangkai, misalnya : Epistylis sp. Tangkai ini munkin terdiri dari dua struktur cuticuler yang murni atau munkin berupa perpanjangan cortex dalam bentuk serabut axial berkontraksi maka tangkai tadi akan melingkar-lingkar membentuk spiral. Mereka biasa hidup di rawa, sawah, dan tempat-tempat berair yang banyak mengandung bahan organik.
         C.     BENTUK TUBUH
               Di klas ciliata ini mempunyai  banyak variasi dalam bentuk tubuhnya dibandingkan dengan golongan              protozoa lainnya. Bentuk tubuhnya ada yang bulat, seperti ginjal, bentuk terompet, jembangan atau                mangkok dan lain-lain. Misalnya pada Paramecium caudatum yang memiliki bentuk tubuh seperti                terumpah (alas kaki) dengan panjang kurang lebih 0,15 mm dan lebar kurang lebih 0,3 mm.


           D.     BAGIAN-BAGIAN TUBUH



1.         Pelikel/Pelliculus – meliputi membran yang melindungi paramecium seperti kulit.
2.         Cilia – pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak dan makanan paramecium.
3.         Rongga Mulut – mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel.
4.         Mulut sel/Cytosome – untuk makanan.
5.         Cytopharynix – tekak sel.
6.         Pori Anal – untuk mengeluarkan limbah
7.         Vakuola Kontraktil (Vakuola berdenyut) – untuk mengeluarkan sisa makanan cair dengan berkontraksi/berdenyut.
8.         Vakuola Makanan – untuk mencerna makanan sambil mengedarkan ke seluruh sel.
9.         Sitoplasma – cairan antar sel yang dibutuhkan untuk komponen sel penting
10.     Trichocyst – digunakan untuk pertahanan
11.     Tenggorokan – jalan makanan menuju vakuola makanan
12.     Macronucleus – yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
13.     Mikronukleus – yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar.
                                                             
       E.    CARA MAKAN
Ciliata memilki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring pada hewan          primitiv , mulut terletak di ujung interior tetapi pada kebanyakan Ciliata , bagian tersebut diganti oleh              bagian posterior. Terdapat dua macam mulut pada ciliate     yaitu:
    1. Mulut membran berombak : merupakan ciliata yang menyatu dalam barisan panjang
    2. Membran yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk piringan
    Fungsi ciliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju         sitofaring . Contoh anggota Ciliata yang terkenal misalnya Paramecium.

        F.     REPRODUKSI
Paramecium mempunyai dua macam perkembang biakan :
a.       Secara aseksual yaitu dengan cara pembelahan diri secara biner. Pada pembelahan ini mula-mula makronukleus dan mikronukleus membelah diri dan selanjutnya diikuti oleh protoplasma. Secara aseksual dengan pembelahan biner yaitu membelah menjadi dua secara mitosis, kemudian dilanjutkan oleh makronukleis secara amitosis. Tampak satu sel membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus yang membelah dan diikuti oleh pembelahan makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi penggentingan membran plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak tersebut identik dan alat sel lainnya mempunyai dua nukleus sitoplasma


b.       Secara seksual dalam hal ini dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu konjugasi dan endomiksis
1.      Pembiakan konjugasi
Pada waktu seekor paramecium kemampuannya untuk membelah diri sudah tidak ada maka berkembang biak diselingi dengan konjugasi dengan tujuan untuk memperoleh tenaga baru. Dua paramecium saling mendekatkan diri, kemudian menempel satu sama lain. Setelah beberapa saat kemudian dinding tempat saling menempel hilang dan terjadilah proses sebagai berikut :
a)      Paramaecium berdekatan dan saling menempelkan bagian mulutnya
b)      Mikronukleus membelah berturut-turut menjadi empat mikronukleus, makronukleusnya lenyap/menghilang
c)      Tiga mikronukleus lenyap, satu mikronukleus membelah lagi menjadi dua mikronukleus yang berbeda ukurannya (besar dan kecil), kemudian mikronukleus yang kecil dipertukarkan antar dua Paramaecium yang berlekatan tadi sehingga menghasilkan zigot nukleus. Setelah itu Paramaecium memisah.
d)     Selanjutnya zigot nukleus membelah tiga kali berturutturut menghasilkan delapan inti baru
e)      Kemudian tiga inti lenyap, empat inti bergabung menjadi makronukleus dan satu inti menjadi mikronukleus.
f)    pada akhirnya paramecium akan membelah dua kali berturut-turut yang menghasilkan empat Paramaecium baru.



2.      Pembiakan Endomiksis
Pembiakan macam ini pada prinsipnya hampir sama dengan konjugasi hanya tidak terjadi pada dua ekor paramecium.






Irwan redmont Web Developer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar