Kamis, 04 Desember 2014

Virus Pada Hewan





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar.  Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Virus pada kehidupan di muka bumi ini sangat banyak yang merajalela di lingkungan kita sebagai manusia tidak lain juga seperti pada hewan. Ada banyak macam virus hewan yang menyebabkan hewan-hewan ternak yang dipelihara manusia mati karena disebabkan oleh virus yang mematikan. Hal ini terjadi karena kurangnya pemeliharaan manusia terhadap hewan-hewan tersebut. Sehingga virus pada hewan-hewan ini juga akan menjangkiti manusia seperti virus flu burung.
Virus pada hewan memiliki cara-cara untuk mencegah dan mengenali bahwa hewan tersebut terserang oleh virus sehingga pihak yang bersangkutan bisa menanggulangi dengan cepat agar tidak menyebabkan penyebaran virus di mana-mana. Salah satu caranya dengan mencegah yaitu dengan vaksinasi pada hewan.
B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Jelaskan berbagai macam jenis-jenis virus pada hewan !
2.      Bagaimana gejala dari penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang hewan ?
3.      Bagaimana cara mencegah dan cara menanggulangi penyakit akibat dari virus tesebut ?

C.    Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui berbagai macam jenis-jenis virus pada hewan
2.      Untuk mengetahui gejala dari penyakit yang disebabkan oleh virus yang menyerang hewan
3.      Untuk mengetahui cara mencegah dan cara menanggulangi penyakit akibat dari virus tesebut












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Macam-macam penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus antara lain :
1.        Penyakit kuku dan mulut
Penyakit kuku dan mulut yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau. penyakit kuku dan mulut merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang mudah menyerang hewan ternak berkuku belah diantaranya sapi, kerbau, domba, kambing, dan babi. Penyebaran penyakit itu dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya virus yang terbawa oleh angin, persinggungan badan dengan hewan ternak yang sudah terinveksi, bercampurnya hewan ternak dalam angkutan truk, serta pakan ternak yang mengandung virus. Penyakit kuku dan mulut mengakibatkan sariawan yang mengganggu kuku dan mulut sehingga ternak tidak nafsu makan selama hampir dua minggu, hingga berangsur kurus dan akhirnya mati. Penyakit ini menyebabkan hewan ternak tidak dapat berjalan dan tidak dapat makan.
2.        H5N1 Virus(Virus Flu Burung Tife A)
Virus ini awalnya menyerang unggas kemudian virus tersebut mengalami mutagen dan menyerang manusia dan disebut penyakit flu burung(avian Influenza). Avian influenza A (H5N1) penyebab penyakit flu pada unggas
(burung, ayam) dan manusia. Virus ada 3 tipe, yaitu A, B, dan
C. Virus influenza tipe A ada beberapa strain, yaitu H1N1,
H3N2, H5N1, H9N2. (H=Hemaglutinin, N=Neuraminidase).
3.        Ebola Virus
Virus ini adalah virus yang menyebabkan kematian no.2 di dunia.Awalnya virus ini menjangkiti kera afrika dan lama-kelamaan menyerang manusia dengan gejala demam,sakit badan,diare,muntah dan pendarahan luar dan dalam yang diakibatkan rusaknya jaringan luar dan dalam tubuh.
4.      Newcastle Disease (NCD)
Newcastle Disease (NCD) juga di kenal dengan sampar ayam atau Tetelo yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan Paramyxovirus. Virus ini biasanya berbentuk bola, meski tidak selalu (pleomorf) dengan diameter 100 – 300 nm. Genome virus ND ini adalah suatu rantai tunggal RNA. Virus ini menyerang alat pernapasan, susunan jaringan syaraf, serta alat-alat reproduksi telur dan menyebar dengan cepat serta menular pada banyak spesies unggas yang bersifat akut, epidemik (mewabah) dan sangat patogen.
Virus NCD dibagi dua tipe yakni tipe Amerika dan tipe Asia. Pembagian ini berdasarkan keganasannya dimana tipe Asia lebih ganas dan biasanya terjadi pada musim hujan atau musin peralihan, dimana saat tersebut stamina ayam menurun sehingga penyakit mudah masuk. Ayam yangterjangkit penyakit ini harus dimusnahkan karena dapat bertindak sebagai sumber pencemaran dan penular.diikuti oleh gangguan syaraf serta diare.
Gejala:
·         Ayam pingsan payah, mengantuk dengan kepala ditundukkan, sesak nafas, terdengar suara mencicit seperti ayam tercekik.
·         Nafsu makan berkurang, berak putih seperti kapur dan padat tetapi lambat laun berubah jadi encer dan hijau.
·         Ayam menjadi kurus dalam beberapa hari, ayam hilang keseimbangan atau selalu memutar-mutar kepalanya, berjalan keliling, kepala diletakan diatas punggung juga kelumpuhan.
·         Pial dan balung berwarna kebiruan.
Cara Penularan:
·         Melalui kontak langsung dari ayam sakit ke ayam lainnya.
·         Melalui kontak tidak langsung, melalui bahan, pekerja, atau alat yang tercemar virus tersebut.
·         Virus NCD yang bereplikasi di saluran pencernaan akan menyebabkan adanya feses yang tercemar oleh virus tersebut. Dalam hal ini, penularan virus NCD dapat terjadi melalui oral akhibat ingesti feses yang mengandung virus tersebut ataupun secara tidak langsung melalui pakan atau minuman yang tercemar atau per inhalasi akhibat menghirup partikel feses yang telah mengering.
Cara Pencegahan:
·         Vaksinasi yang teratur sesuai dengan program yang dianjurkan yaitu:
a.       Umur ayam antara Umur ayam antara 4-7 hari, vaksinasi dengan vaksin aktif melalui tetes mata yaitu cukup tetes pada mata kiri atau kanan juga dilakukan vaksinasi inaktif yang disuntikan pada kulit leher dengan menggunakan Spuit atau spet dengan dosis 0,2-0,25 CC pada waktu yang sama.
b.      Umur ayam antara 18 hari - 21 hari dilakukan vaksinasi (revaksinasi) dengan vaksin aktif galur lasota / Clone melalui tetes mata atau air minum.
c.       Setelah vaksinasi kedua, vaksinasi selanjutnya dapat dilakukan pada umur ayam tiga bulan atau empat bulan atau setiap akan memasuki bulan peralihan.
·         Memelihara ayam dalam kandang terbatas serta menjaga kebersihan ayam, jangan memasukkan ayam luar sebelum dikarantina atau divaksin dan dipastikan tidak membawa penyakit.
5.      Rabies
Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut yang disebabkan oleh virus neurotropik dari ss RNA virus; genus Lyssavirus; famili Rhabdoviridae. Virus Rabies termasuk dalam serotipe 1, serotipe 2 (Lagos bat virus), serotipe 3 (Mokola rhabdovirus), dan serotype 4 (Duvenge rhabdovirus).
Rabies menyerang sistem syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Bersifat zoonosis yaitu dapat menular pada manusia lewat gigitan atau cakaran. atau dapat pula lewat luka yang terkena air liur hewan penderita rabies Hewan yang terinfeksi dapat berubah menjadi lebih agresif/ ganas dan dapat menyerang manusia.. Rabies sangat berbahaya, bila ditemukan gejala klinis dan penanganannya tidak benar biasanya diikuti kematian, baik pada hewan maupun manusia.
Gejala pada hewan:
·         Suka bersembunyi di tempat yang gelap dan sejuk.
·         Terjadi kelumpuhan tubuh, hewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes berlebihan.
·         Kejang berlangsung singkat dan kadang sering tidak terlihat.
·         Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit. Kematian akan terjadi dalam beberapa jam.
Gejala pada manusia:
·         Timbul gejala-gejala lesu, nafsu makan hilang, mual, demam tinggi, sakit kepala, dan tidak bisa tidur.
·         Rasa nyeri di tempat bekas luka gigitan dan nampak kesakitan serta menjadi gugup, bicara tidak karuan, dan selalu ingin bergerak
·         Rasa takut pada air yang berlebihan, peka suara keras dan cahaya serta udara.
·         Air liur dan air mata keluar berlebihan, pupil mata membesar.
·         Kejang-kejang lalu mengalami kelumpuhan dan akhirnya meninggal dunia. Biasanya penderita meninggal 4-6 hari setelah gejala-gejala / tanda-tanda pertama timbul.
Cara Penularan:
·         Melalui air liur yang mengandung virus rabies.
Cara Pencegahan:
·         Memelihara anjing dan hewan lainnya dengan baik dan benar. Jika tidak dipelihara dengan baik dapat diserahkan ke Dinas Peternakan atau para pecinta hewan.
·         Mendaftarkan anjing ke Kantor Kelurahan/Desa atau Petugas Dinas Peternakan setempat.
·         Pada hewan virus rabies dapat ditangkal dengan vaksinasi secara rutin 1-2 kali setahun tergantung vaksin yang digunakan, ke Dinas Peternakan, Pos Kesehatan Hewan atau Dokter Hewan Praktek.
·         Semua anjing/kucing yang potensial terkena, divaksin setelah umur 12 minggu, lau 12 bulan setelahnya, dilanjutkan dengan tiap 3 tahun dengan vaksin untuk 3 tahun, untuk kucing harus vaksin inaktif.
·         Penangkapan/eliminasi anjing, kucing, dan hewan lain yang berkeliaran di tempat umum dan dianggap membahayakan manusia.
·         Pengamanan dan pelaporan terhadap kasus gigitan anjing, kucing, dan hewan yang dicurigai menderita rabies.
·         Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit rabies.
·         Menempatkan hewan didalam kandang, memperhatikan serta menjaga kebersihan dan kesehatan hewan.
·         Setiap hewan yang beresiko rabies harus diikat/dikandangkan dan tidak membiarkan anjing bebas berkeliaran.
·         Menggunakan rantai pada leher anjing dengan panjang tidak lebih dari 2 meter bila tdak dikandang atau saat diajak keluar halaman rumah.
·          Tidak menyentuh atau memberi makan hewan yang ditemui di jalan
·         Daerah yang sudah bebas rabies, haeus mencegah masuknya anjing, kucing atau hewan sejenisnya dari daerah yang tertular rabies.
·         Pada area terkontaminasi dilakukan desinfeksi menggunakan 1:32 larutan (4 ounces per gallon) dari pemutih pakaian untuk menginaktifkan virus dengan cepat.
6.      Papillomatosis (Kutil pada Sapi)
Penyakit kutil (Warts) atau papillomatosis pada sapi disebabkan oleh virus yang dikenal dengan Bovine Papillomavirus (BPV). Bovine Papilloma Virus (BPV) dikenal ada 6 strain yang masing-masing menyebabkan lesi pada bagian tubuh yang berbeda. BPV1 biasanya menyebabkan lesi pada daerah hidung, putting dan gland penis. BPV2 menyebabkan lesi pada kepala, leher. BPV3 pada kepala dan daerah intradigital. BPV4 pada saluran pencernaan dan vesika urinaria. BPV5 dan BPV6 menyebabkan lesi pada putting.
Ada 4 bentuk dari pertumbuhan kutil
·    Tag shaped
·    Pedunculated (stalked)
·    Sessile (squat)
·    flat
Papillomatosis sebenarnya bukanlah penyakit yang mematikan, seperti antrax atau SE tetapi lebih menyebabkan kepada gangguan fisik dan keindahan. Penyakit kutil biasanya akan hilang sendirinya tetapi dalam waktu yang lama. Kutil pada sapi bisa ditemukan diseluruh tubuh, tetapi yang paling sering ditemui adalah pada daerah moncong, leher, daun telinga, pantat, kaki dan puting.
Cara Penularan:
·         Kontak langsung.
·         Gigitan lalat (serangga).
·         Menular dari puting ke puting atau dari sapi ke sapi melewati tangan pemerah atau melalui mesin perah.
Cara Pencegahan:
·         Hindari pemerahan yang mengakibatkan trauma pada puting yang sakit juga bisa mengendalikan penyebaran penyakit ini
·         Menjaga kebersihan selama proses pemerahan.
·         Pemerah yang menggunakan sarung tangan dan desinfektan celup putting yang baik dari golongan Chlorhexidine bisa digunakan untuk mengendalikan penyebaran penyakit ini.


7.      Infectious Bronchitis (Bronkhitis Infeksiosa) pada unggas
Penyakit Infectious Bronchitis disebabkan oleh Corona virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini mudah mati karena panas atau desinfektan.
Penularan penyakit Infectious Bronchitis dapat melalui kontak langsung antara ayam yang muda dengan ayam yang sakit. Kontak tidak langsung dapat terjadi melalui muntahan dari ayam yang sakit. Infeksi pada ayam yang belum dewasa mengakibatkan penyakit pernapasan ringan, yang dapat mempengaruhi daya hidup dan pertumbuhan jika diperburuk oleh manajemen yang kurang baik dan stress akibat iklim atau serangan mikoplasmosis. Pada ayam dewasa penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi pada ayam berumur kurang dari 6 minggu dapat menyebabkan kematian.
Gejala klinis
·         gangguan pertumbuhan
·         batuk
·         bersin
·         susah bernapas
·         keluar lendir dari hidung
·         terengah-engah
·         napsu makan menurun
Diagnosa
Virus penyebab Infectious Bronchitis dapat diisolasi dan inokulasi menggunakan telur spesifik pathogen free (SPF) atau pada biakan jaringan.
Pencegahan
Sanitasi merupakan factor pemutus rantai penularan penyakit karena virus tersebut sangat rentan terhadap desinfektan dan panas. Pencegahan lain yang sangat umum dilakukan adalah dengan memberikan vaksinasi secara teratur.



8.        Penyakit marek's pada unggas
Marek's pada unggas disebabkan oleh Virus herpes onkogenik
Kejadian dan kepentingan ekonomis
Penyakit marek tersebar luas diseluruh dunia dan menyerang ayam pada umur 5-35 minggu.
Penyakit ini disebabkan oleh galur virus yang sangat patogenik (vvMD) yang bertanggung jawab terhadap wabah akut dengan angka kematian hingga 50%, terutama pada ayam tertular dan tidak dikebalkan hingga umur 60 minggu.
virus penyakit marek bertanggung jawab terhadap pembentukan tumor syaraf(neural)dan organ dalam (viseral). Agennya bersifat imunosupresif dan ayam-ayam yang terkena penyakit ini peka terhadap berbagai infeksi virus dan bakteri.
Cara penularan
Penularan virus marek terjadi secara horizontal. Virus ini tahan terhadap pengaruh lingkungan dan dapat bertahan hidup sangat lama didalam kandang, terutama apabila pembersihan kandang (dekontaminasi) setiap siklus produksi tidak dilaksanakan
ayam-ayam yang terinfeksi akan melepaskan debu dari bulu yang tercemar virus dan disebarkan oleh angin, peralatan dan petugas kandang

Gejala klinis
Apabila menyerang syaraf perifer akan terjadi paresis (kelemahan) pada kaki atau sayap yang berlanjut menjadi paralisis
Pencegahan
dengan melakukan vaksinasi marek's, sedangkan bagi para peternakan melakukan sistem all in all out.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini adalah penyakit pada hewan ada berbagai macam yang disebabkan oleh virus, diantaranya adalah sebagai beriku:
1.      Penyakit kuku dan mulut yakni jenis penyakit yang menyerang ternak sapi dan kerbau.
2.      H5N1 Virus(Virus Flu Burung Tife A)
3.      Newcastle Disease (NCD) juga di kenal dengan sampar ayam atau Tetelo yaitu penyakit yang disebabkan oleh Newcastle Disease Virus dari golongan Paramyxovirus.
4.      Rabies merupakan suatu penyakit hewan menular akut yang disebabkan oleh virus neurotropik dari ss RNA virus; genus Lyssavirus; famili Rhabdoviridae.
5.      Papillomatosis (Kutil pada Sapi) atau papillomatosis pada sapi disebabkan oleh virus yang dikenal dengan Bovine Papillomavirus (BPV).
6.      Infectious Bronchitis (Bronkhitis Infeksiosa) pada unggas. Penyakit Infectious Bronchitis disebabkan oleh Corona virus yang menyerang sistem pernapasan.

B.     Saran
Sebaiknya manusia memelihara hewan-hewan ternak mereka dengan memberikan vaksin setelah baru lahir agar memperoleh kekebalan tubuh yang baik.

                                               DAFTAR PUSTAKA
Enjuanes (2008). Coronavirus Replication and Interaction with Host. Animal Viruses: Molecular Biology. Caister Academic Press.
www.google.co.id/-hewan-yang-disebabkan-oleh.html
Tuti Sitanggang. 10 hewan peliharaan paling digemari. Cahaya Atma
Irwan redmont Web Developer

Minggu, 23 November 2014

CILIATA


            A.    CIRI-CIRI UMUM
1.  Dinding tubuh berupa pellicle, bentuk relatif tetap.
2.  Bergerak dengan cilia
3.  Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium Aurelia
4.  Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada.
5.  Respirasi melalui permukaan tubuh
6.  Ekskresi melalui permukaan tubuh dan v. kontraktil bagi yang hidup bebas.
7.  Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan.


            B.     HABITAT
Hewan ini termasuk kedalam superkelas infusoria, karena hewan ini di ketemukan pada waktu seorang Zoolog meneliti air tuangan dari jerami. Oleh karena itu disebut hewan tuangan atau infusoria. Di samping itu kelas ini di sebut juga klas ciliata, karena hampir semua hewan yang masuk klas ini memiliki alat gerak berupa silia (mufrad: cilium). Sebagai contoh pada pembahasan ini adalah Paramecium caudatum. Sebagian besar  spesies berenang bebas tetapi ada beberapa yang melekat pada tanam-tanaman atau batu-batuan dengan perantaraan suatu tangkai, misalnya : Epistylis sp. Tangkai ini munkin terdiri dari dua struktur cuticuler yang murni atau munkin berupa perpanjangan cortex dalam bentuk serabut axial berkontraksi maka tangkai tadi akan melingkar-lingkar membentuk spiral. Mereka biasa hidup di rawa, sawah, dan tempat-tempat berair yang banyak mengandung bahan organik.
         C.     BENTUK TUBUH
               Di klas ciliata ini mempunyai  banyak variasi dalam bentuk tubuhnya dibandingkan dengan golongan              protozoa lainnya. Bentuk tubuhnya ada yang bulat, seperti ginjal, bentuk terompet, jembangan atau                mangkok dan lain-lain. Misalnya pada Paramecium caudatum yang memiliki bentuk tubuh seperti                terumpah (alas kaki) dengan panjang kurang lebih 0,15 mm dan lebar kurang lebih 0,3 mm.


           D.     BAGIAN-BAGIAN TUBUH



1.         Pelikel/Pelliculus – meliputi membran yang melindungi paramecium seperti kulit.
2.         Cilia – pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak dan makanan paramecium.
3.         Rongga Mulut – mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke dalam mulut sel.
4.         Mulut sel/Cytosome – untuk makanan.
5.         Cytopharynix – tekak sel.
6.         Pori Anal – untuk mengeluarkan limbah
7.         Vakuola Kontraktil (Vakuola berdenyut) – untuk mengeluarkan sisa makanan cair dengan berkontraksi/berdenyut.
8.         Vakuola Makanan – untuk mencerna makanan sambil mengedarkan ke seluruh sel.
9.         Sitoplasma – cairan antar sel yang dibutuhkan untuk komponen sel penting
10.     Trichocyst – digunakan untuk pertahanan
11.     Tenggorokan – jalan makanan menuju vakuola makanan
12.     Macronucleus – yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi.
13.     Mikronukleus – yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar.
                                                             
       E.    CARA MAKAN
Ciliata memilki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring pada hewan          primitiv , mulut terletak di ujung interior tetapi pada kebanyakan Ciliata , bagian tersebut diganti oleh              bagian posterior. Terdapat dua macam mulut pada ciliate     yaitu:
    1. Mulut membran berombak : merupakan ciliata yang menyatu dalam barisan panjang
    2. Membran yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk piringan
    Fungsi ciliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju         sitofaring . Contoh anggota Ciliata yang terkenal misalnya Paramecium.

        F.     REPRODUKSI
Paramecium mempunyai dua macam perkembang biakan :
a.       Secara aseksual yaitu dengan cara pembelahan diri secara biner. Pada pembelahan ini mula-mula makronukleus dan mikronukleus membelah diri dan selanjutnya diikuti oleh protoplasma. Secara aseksual dengan pembelahan biner yaitu membelah menjadi dua secara mitosis, kemudian dilanjutkan oleh makronukleis secara amitosis. Tampak satu sel membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya. Pembelahan ini diawali dengan mikronukleus yang membelah dan diikuti oleh pembelahan makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi penggentingan membran plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak tersebut identik dan alat sel lainnya mempunyai dua nukleus sitoplasma


b.       Secara seksual dalam hal ini dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu konjugasi dan endomiksis
1.      Pembiakan konjugasi
Pada waktu seekor paramecium kemampuannya untuk membelah diri sudah tidak ada maka berkembang biak diselingi dengan konjugasi dengan tujuan untuk memperoleh tenaga baru. Dua paramecium saling mendekatkan diri, kemudian menempel satu sama lain. Setelah beberapa saat kemudian dinding tempat saling menempel hilang dan terjadilah proses sebagai berikut :
a)      Paramaecium berdekatan dan saling menempelkan bagian mulutnya
b)      Mikronukleus membelah berturut-turut menjadi empat mikronukleus, makronukleusnya lenyap/menghilang
c)      Tiga mikronukleus lenyap, satu mikronukleus membelah lagi menjadi dua mikronukleus yang berbeda ukurannya (besar dan kecil), kemudian mikronukleus yang kecil dipertukarkan antar dua Paramaecium yang berlekatan tadi sehingga menghasilkan zigot nukleus. Setelah itu Paramaecium memisah.
d)     Selanjutnya zigot nukleus membelah tiga kali berturutturut menghasilkan delapan inti baru
e)      Kemudian tiga inti lenyap, empat inti bergabung menjadi makronukleus dan satu inti menjadi mikronukleus.
f)    pada akhirnya paramecium akan membelah dua kali berturut-turut yang menghasilkan empat Paramaecium baru.



2.      Pembiakan Endomiksis
Pembiakan macam ini pada prinsipnya hampir sama dengan konjugasi hanya tidak terjadi pada dua ekor paramecium.






Irwan redmont Web Developer