A. CIRI-CIRI UMUM
1. Dinding
tubuh berupa pellicle, bentuk relatif tetap.
2. Bergerak
dengan cilia
3. Memiliki inti dan beberapa species intinya
lebih dari satu, contoh Paramecium Aurelia
4. Bagi
yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak
ada.
5.
Respirasi melalui permukaan tubuh
6. Ekskresi
melalui permukaan tubuh dan v. kontraktil bagi yang hidup bebas.
7.
Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan.
B. HABITAT
Hewan ini termasuk
kedalam superkelas infusoria, karena hewan ini di ketemukan pada waktu seorang
Zoolog meneliti air tuangan dari jerami. Oleh karena itu disebut hewan tuangan
atau infusoria. Di samping itu kelas ini di sebut juga klas ciliata, karena
hampir semua hewan yang masuk klas ini memiliki alat gerak berupa silia
(mufrad: cilium). Sebagai contoh pada pembahasan ini adalah Paramecium caudatum. Sebagian besar spesies berenang bebas tetapi ada beberapa
yang melekat pada tanam-tanaman atau batu-batuan dengan perantaraan suatu
tangkai, misalnya : Epistylis sp.
Tangkai ini munkin terdiri dari dua struktur cuticuler yang murni atau munkin
berupa perpanjangan cortex dalam bentuk serabut axial berkontraksi maka tangkai
tadi akan melingkar-lingkar membentuk spiral. Mereka biasa hidup di rawa, sawah, dan
tempat-tempat berair yang banyak mengandung bahan organik.
C. BENTUK TUBUH
Di klas ciliata ini
mempunyai banyak variasi dalam bentuk
tubuhnya dibandingkan dengan golongan protozoa lainnya. Bentuk tubuhnya ada
yang bulat, seperti ginjal, bentuk terompet, jembangan atau mangkok dan
lain-lain. Misalnya pada Paramecium
caudatum yang memiliki bentuk tubuh seperti terumpah (alas kaki) dengan
panjang kurang lebih 0,15 mm dan lebar kurang lebih 0,3 mm.
D. BAGIAN-BAGIAN TUBUH
1.
Pelikel/Pelliculus – meliputi membran yang melindungi
paramecium seperti kulit.
2.
Cilia – pelengkap seperti rambut yang membantu bergerak
dan makanan paramecium.
3.
Rongga Mulut – mengumpulkan dan mengarahkan makanan ke
dalam mulut sel.
4.
Mulut sel/Cytosome – untuk makanan.
5.
Cytopharynix – tekak sel.
6.
Pori Anal – untuk mengeluarkan limbah
7.
Vakuola Kontraktil (Vakuola berdenyut) – untuk
mengeluarkan sisa makanan cair dengan berkontraksi/berdenyut.
8.
Vakuola Makanan – untuk mencerna makanan sambil
mengedarkan ke seluruh sel.
9.
Sitoplasma – cairan antar sel yang dibutuhkan untuk
komponen sel penting
10. Trichocyst –
digunakan untuk pertahanan
11. Tenggorokan –
jalan makanan menuju vakuola makanan
12. Macronucleus –
yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan
regenerasi.
13. Mikronukleus –
yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar.
E. CARA MAKAN
Ciliata memilki mulut atau
sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Di sitofaring pada hewan primitiv
, mulut terletak di ujung interior tetapi pada kebanyakan Ciliata , bagian
tersebut diganti oleh bagian posterior. Terdapat dua macam mulut pada ciliate yaitu:
1. Mulut membran berombak : merupakan ciliata yang menyatu dalam barisan panjang
2. Membran yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk piringan
Fungsi ciliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring . Contoh anggota Ciliata yang terkenal misalnya Paramecium.
1. Mulut membran berombak : merupakan ciliata yang menyatu dalam barisan panjang
2. Membran yang berupa barisan pendek dari cilia yang bersatu membentuk piringan
Fungsi ciliata pada mulut adalah untuk menghasilkan makanan dan mendorong partikel makanan menuju sitofaring . Contoh anggota Ciliata yang terkenal misalnya Paramecium.
F. REPRODUKSI
Paramecium mempunyai dua macam perkembang biakan :
a.
Secara aseksual
yaitu dengan cara pembelahan diri secara biner. Pada pembelahan ini mula-mula
makronukleus dan mikronukleus membelah diri dan selanjutnya diikuti oleh
protoplasma. Secara aseksual dengan pembelahan biner yaitu membelah menjadi dua secara
mitosis, kemudian dilanjutkan oleh makronukleis secara amitosis. Tampak satu
sel membelah menjadi 2, kemudian menjadi 4, 8, dan seterusnya. Pembelahan ini
diawali dengan mikronukleus yang membelah dan diikuti oleh pembelahan
makronukleus. Kemudian akan terbentuk 2 sel anak setelah terjadi penggentingan
membran plasma. Perlu Anda ketahui masing-masing sel anak tersebut identik dan
alat sel lainnya mempunyai dua nukleus sitoplasma
b.
Secara seksual
dalam hal ini dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu konjugasi dan endomiksis
1. Pembiakan konjugasi
Pada waktu seekor paramecium kemampuannya untuk membelah
diri sudah tidak ada maka berkembang biak diselingi dengan konjugasi dengan
tujuan untuk memperoleh tenaga baru. Dua paramecium saling mendekatkan diri,
kemudian menempel satu sama lain. Setelah beberapa saat kemudian dinding tempat
saling menempel hilang dan terjadilah proses sebagai berikut :
a)
Paramaecium berdekatan dan saling menempelkan bagian
mulutnya
b)
Mikronukleus membelah berturut-turut menjadi empat
mikronukleus, makronukleusnya lenyap/menghilang
c) Tiga
mikronukleus lenyap, satu mikronukleus membelah lagi menjadi dua mikronukleus
yang berbeda ukurannya (besar dan kecil), kemudian mikronukleus yang kecil
dipertukarkan antar dua Paramaecium yang berlekatan tadi sehingga menghasilkan
zigot nukleus. Setelah itu Paramaecium memisah.
d) Selanjutnya zigot
nukleus membelah tiga kali berturutturut menghasilkan delapan inti baru
e) Kemudian tiga
inti lenyap, empat inti bergabung menjadi makronukleus dan satu inti menjadi
mikronukleus.
f) pada akhirnya paramecium akan membelah
dua kali berturut-turut yang menghasilkan empat Paramaecium baru.
2. Pembiakan Endomiksis
Pembiakan
macam ini pada prinsipnya hampir sama dengan konjugasi hanya tidak terjadi pada
dua ekor paramecium.